1 tahun bencana gempa dan tsunami..

1 comments
ya, telah satu tahun berlalu..
Di hari libur, dimana keceriaan terakumulasi. Tawa canda menghiasi sepanjang pagi yang tidak begitu cerah. Gempa mulai menggoyang jam 7.20. sebuah peringatan. Gempa susulan yang lebih keras menggetarkan seluruh sisa kegembiraan ribuan warga Aceh dan Nias. 15 menit berikutnya... sebuah tangan-tangan kokoh dari laut mulai menerkam. mencengkram dan meremas semua yang ada di hadapannya. Gelombang laut yang begitu tinggi naik melebihi kebiasaannya. Jauh melangkah sampai 5 Km dari garis pasang tertinggi.

Seketika, jerit ketakutan membelah bumi Aceh. Hanya hitungan menit, seluruh maha karya manusia dilumat. gelombak ke dua yang lebih dahsyat menggiling kehidupan.
Ya, itu satu tahun yang lalu. disaat bencana maha dahsyat meluluh lantakan sepanjang pesir barat-utara propinsi yang juga dibalut konflik bersenjata.
di sisi lain, solidaritas luar biasa terbangun sesaat. menyeruak batas-batas yang kerap menjadi penghalang. keyakinan, politik, perbedaan pandangan dll.

tidak kurang dari 47 trilyun telah ditangan pemerintah sebagai bentuk solidaritas. nilai ini akan jauh lebih banyak jika digabungkan dengan berbagai bantuan yang tidak melalui pemerintah, berbentuk barang atau tenaga. Sebuah kebanggaan dari sisi kelam banyaknya korban jiwa akibat bencana. pertanda nilai2 kemanusiaan masih cukup lekat pada banyak manusia penghuni bumi.

sudah kah para survivor terpenuhi kebutuhan dasarnya? Jika berteori, dari banyaknya bantuan materi, sumber daya dan teknologi... seharunya pemulihan dan pembangunan kembali telah dirasakan para pengungsi dan warga aceh lainnya.
ya.. teori tinggal teori. kenyataan yang menentukan. setiap hari, jerit pengungsi masih terus merobek hati nurani. BRR yang memang dibentuk untuk itu tak berdaya. NGO Internasional dengan segundang sumber daya pun demikian. tak berkutik. sama halnya dengan ratusan LSM yang eksis atas nama kemanusiaan.

kondisi sangat kontras dipertontonkan. ketidak mampuan dan ketidak berdayaan atas kerja-kerja berat membangun kembali aceh ditutup dengan berbagai aksi memuakan. kemewahan, gaji segunung dan janji2 gombal. sementara jeritan pengungsi dan ribuan rakyat aceh lain tak dapat diredam. Hanya kepongahan yang menggelegar. mengatakan bahwa, tugas telah dilaksanakan dengan baik dan dengan hasil yang sangat memuaskan.

lelucon bodoh ditunjukan. syair ketololon didendangkan. muak... sungguh memuakan. bagaimana bisa seorang dengan gaji 2 kali di atas gaji persiden RI mengatakan dengan bangga pembangunan negeri ini digantungkan kepada pihak luar. tidak pantas bagi si otak cerdas membandingkan kemampuan pembangunan rumah di aceh dengan perumnas. sementara dana pemerintah sendiri belum secuil pun keluar untuk membangun rumah rakyat. lalu dimana tanggung jawab negara?

satu tahun telah berlalu... saat jerit tangis menyayat memenuhi bumi serambi mekah. sekalipun penyebabnya adalah karena gejala alam. namun menjadi bencana itu sendiri lebih diakibatkan oleh kelalaian manusia. sudah tahu rawan bencana, kok tidak disiapkan rakyatnya mereduksi bencana. meminimalisasi kerentanan dengan mitigasi, penguatan masyarakat, sistem dan kebijakan. sudah tahu rawan tsunami, la kok pengembangan kawasan dan pembangunan terus menarah ke pesisir.

Aaaaakkkkhhhh.... bodoh.... sungguh bodoh negeri ini. negeri yang diperjuangkan dengan mengorbankan jutaan rakyat untuk merdeka. tapi kenapa setelah merdeka, justru kita kembali di jajah oleh bangsa sendiri. dibiarkannya rakyat untuk melindungi dirinya sendiri dari ancaman bencana. lalu apa artinya alinea ke IV pembukaan UUD 45. Apa artinya sila ke 2 dan ke 5 dari pancasila yang di-sakti-kan. GOMBALLLLLL.. lalu buat apa ada negara. buat apa kita semua, seluruh rakyat mengaji para aparat pemerintah...

setahun telah berjalan. tidak satupun pelajaran dari ketidak siapan, ketidak berdayaan dan upaya mereduksi dipetik. rentetan bencana terus terjadi. bahkan di tanah sendiri. GIla... Negari yang memang sangat gila. bahkan dana kemanusiaan pun bisa dijadikan bisnis yang menggiurkan. wakil rakyat pula terlibat....

ya... sekarang aku semakin yakin, jika revolusi adalah jalan untuk merubah negeri ini. tidak ada kata lain.. revolusi. sekali pun itu akan kembai mengorbankan banyak jiwa-jiwa rakyat. sebuah pilihan... terbunuh dalam proses pembenahan negara yang lebih baik.. atau terbunuh konyol karena bencana...