BERHITUNG YU...

0 comments
"kalau bisa... 1 hari diubah aja jadi 44 jam. gak lagi 24 jam seperti sekarang. biar semua bisa selesai". Kita sering banget mendengar protes manusia2 yang merasa, 24 jam tidak cukup. entah.. apakah ini bentuk protes terhadap waktu-nya, pekerjaannya, atau ketidak mampuan dalam mengelola waktu yang tersedia.

Kemampuan berpikir secara efektif seseorang tentu ada batasnya. Maksimal, seseorang dapat konsentrasi pada satu topik adalah 2 jam. selebihnya, pikiran tersebut akan terbagi. Karena sifatnya maksimal (tentu dilihat secara rata2), tentu akan ada yang kurang dan ada juga yang lebih. tapi kalau namanya ukuran maksimal, tentu lebih banyak kurangnnya dibandingkan yang lebih. artnya, orang akan mempunyai kemampuan berpikir jenih, kurang dari 2 jam. Lalu, sisanya...

Untuk membuktikannya, ya kita bisa mencobanya sendiri. konsentrasilah pada satu topik, lihat jam sebelum kita memulai. Saat kita merasa lelah dan tidak lagi mampu berpikir dengan jernih, tengok kembali waktu yang ada. Berapa jam waktu efektif yang kita punya.
setelah istirahat, kita mulai lagi berkonsentrasi, berapa lamakah kemampuan setelah yang pertama. Kita pun bisa mencari waktu yang paling produktif. Masing2 orang berbeda2 tentunya. ada yang bisa berpikir secara oke pada pagi hari, siang, sore atau bahkan tengah malam.

Ini menjadi penting, karena kalau kita pikir2, ternyata waktu hidup kita lebih banyak melakukan hal yang tidak penting.. tidak berguna dibandingkan yang mempunyai pengaruh besar terhadap harapan atau cita2 kita. Jadi jangan salah, kalau komentar tentang keinginan merubah waktu itu adalah salah satu bentuk ketidak mampuan kita sendiri.

Cobalah hitung dengan jujur. tarolah usia kita 35 tahun. 6 tahun sejak kita lahir di bumi ini kita habiskan untuk menambah kerjaan orang tua kita. Bisa saja kita bilang, itu adalah masa tumbuh kembang, masa belajar de el.. el. what ever lah...
Trus, dari 6 - 12 tahun, adalah masa2 seneng2 diantara kita mempelajari hal2 baru. tapi diantara belajar dan seneng, mungkin 75 % cuma untuk seneng2. itu sampe lulus kuliah. karena emang gak ada benan sama kita untuk melakukan hal produktif.

Waktu kerja 1 hari 8 jam x 5 hari. dari delapan jam, berapa waktu untuk bekerja, berapa waktu di luar kepentingan bekerja. selepas kerja, berapa waktu untuk melanjutkan pekerjaan kita, dan berapa waktu untuk sekedar relax.. dan tidur.
Ya.. tidur. konon, kata para ahli kesehatan, tidur yang baik adalah 6 jam per-hari.

Kalau rata-rata orang tidur 6 jam, berarti hanya 18 waktu sadar kita dalam sehari. Nah diantara masa sadar itu, berapa lama kita produktif untuk berbuat yang bermanfaat? perjalanan pergi dan pulang ke tempat kerja adalah waktu yang dianggap tidak produktif. demikian juga 1 jam setelah sampai rumah. Jika diambil rata2, 2 jam adalah waktu tidak produktif, maka kita tinggal punya 16 jam.
Konon juga, waktu makan yang 3 x perhari itu juga gak produktif. kalau kita ambil rata2 1/2 jam. berarti, kita hanya mempunyai sisa waktu 14,5 jam sehari.

Ngobrol ngalor ngidul, ngerumpi, nonton atau sekedar nongkrong2.. sebagian orang menganggap tidak produktif. ini kontraversi bung. karena orang mengganggap ini sebagai bagian produktifitas. karena manusia itu bukan ropot atau mesin. jadi perlu waktu nyantai. Nah, biasanya waktu nyantai.. sekitar 1/2 - 1 jam. umumnya 3 kali kita ngejalanin sehari2. sesampai dikantor pada pagi hari, sambil baca koran dan ngopi/ngeteh.. kita santai, habis makan siang dan selepas kerja. taro lah 1/2 jam masing2. kita mempunyai sisa waktu tinggal 12 jam lo..

Nah.. 12 jam itu lah yang sebenernya kita bisa pake untuk melakukan hal2 yang penting. Kalau 8 jam waktu kita habiskan untuk bekerja. kita masih punya waktu 4 jam tambahan.

bener tidaknya itung2an di atas... entah.. aku sendiri gak yakin kok.. he.. he...
karena prinsip hidupku sungguh praktis. Jalani yang apa bisa dijalani... lakukan apa yang bisa dilakukan... tapi jangan sampe merugikan orang lain..

GALAU...

1 comments
Pikiran kacau, perasaan gak menentu. Mau ngapa2in gak enak.. gak asyik. Ini dia.. kondisi yang bikin gak produktif.
Apa yang bisa diperbuat dalam kondisi seperti ini..????
Ya, gak ada. Jangan kan diakak untuk kerja, untuk mikir.. untuk diem gak asyik.
Tapi.. kadang kebutuhan, kepentingan dll gak bisa nunggu konisi kita kembali normal. Iya khan...

Yang bisa dilakukan.. ya jalanin aja apa yang ada. jalanin hidup apa adanya. Karena semikin dilawan, semakin gak karu2an juga.
Bertemu dengan banyak orang dengan topik pembicaraan keluar dari rutinitas ternyata sangat membantu. Perlahan.. rasa itu akan berangsur hilang. atau paling tidak, berkurang. Selanjutnya, ya terserah ada.. apakah akan melanjutkan kegalauan tersebut, atau sesegera mungkin keluar dan mulai masuk pada fase produktifitas lagi.

Untuk mengawali dari fase "galau", bisa memulai dengan pekerjaan kecil atau pekerjaan ringan. Lebih produktif lagi dan cukup efektif mengeluarkan rasa itu adalah.. melakukan kerjaan fisik. Nyampu, membersihkan ruangan, membereskan dokument2 kerja atau nyuci baju atau apapun yang bersifat fisik. Masalah ada, ketika mau memulai. Malas... Ya, tentu perasaan itu mengelenyut pada saat kita galau...

Jangan pernah sekali2 mencari pelarian. Karena perasaan ini, trus lari ke minuman keras, discotique, bilyard atau apapun yang bersifat "melarikan diri". Bahaya...
Mungkin saat itu kita akan menemukan rasa nyaman.. saat itu... selanjutnya kita akan keterusan alias kecanduan. Ini berabe.. karena selain gak sehat buat badan.. gak sehat juga untuk kantong.. Lebih lagi... Dosa. Inget Tuhan dong...
Hidup memang hanya sekali.. kata Bang Iwan, jangan dibikin susah...
karena hidup cuma sekali itu lah.. makanya kita perlu memanfaatkan hidup ini lebih berarti... ok