sebuah catatan perjalanan.....

WALHI ya.. sebuah organisasi lingkungan terbesar di indonesia.. hadirannya banyak bikin orang merinding.. panik.. sekaligus bikin sebagian orang terdorong motifasinya..
paling enggak.. itu selalu gw rasain hampir 13 tahun jalan bareng walhi. dari mulai cuma ikut rapat anggota, ampe akhirnya terjerumus masuk struktur.. dan 2 kali di eksekutif daerah sebagai pengambil kebijakan WALHI Jogja.
jogja... kota yang damai.. kota merubah hidupku jadi kaya gini..
My Story to follow environment organization
ini berawal dari kegemaran maen di hutan and naek gunung..
sebelumnya.. dari kecil aku emang udah suka aktifitas yang kata orang berbahaya. dari mulai manjat pohon yang tinggi, ampe papalidan (mengikuti arus deras pake ban dalam mobil; sekarang dengan fasilitas perahu karet di kenal dengan rafting) dan terjun dari dari atas jembatan. smp kelas 2, aku bersama 10 orang dewasa nerabas lebatnya hutan ujung kulon.. dan tersesat. oleh2 dari jalan2 itu... gw positif kena malaria dan harus KO di rumah sakit.
kapok... no way, aku mulai mengalihkan kegemaran naek gunung. gunung2 di jawa barat jadi sasaran. gak puas, aku menyebrang ke pulau andalas dengan sasaran kerinci dan dempo. masa sma adalah masa semakin aku menemukan keasyikan... yeah.. maklum, gw pisah dari orang tua untuk sekolah di kota udang, cirebon. dan gunung cereme adalah tempat pelampiasan kerinduan ke gunung. sesekali ke merapi sambil ke tempat kakak2 ku yang pada sekolah di sana.
lepas sma.. aku melihat jogja begitu indah.. surga buat petualang. paling enggak, gw merasakan itu saat naek gunung merapi. anak2 gunung (pencinta alam) melewatkan malam minggu di bebeng dan kinahrejo. begitu akrabnya mereka.. bagai sesama saudara.. saling berbagi.. dan mengisi.
tahun 1991 aku putuskan untuk masuk ke perguruan tinggi di jogja.
sejujurnya... gw memilih perguruan tinggi bukan karena aku tertarik sama ilmu atau jurusannya. aku justru tertarik dengan organisasi pencinta alamnya. yang sepengetahuanku.. cukup bagus.. and kuat menjaga etika. ya.. gw masuk IAIN.. dan masuk menjadi anggota PA, MAPALASKA. dan itu pula yang mengenalkan aku dengan organisasi lain selain PA yang mirip2. WALHI FORDA DI Yogyakarta. kebetulan, MAPALASKA adalah salah satu organiasi anggota WALHI. saat itu, hampir semua organisasi PA menjadi anggota WALHI. seluruh anggota waktu itu gak kurang dari 160 organisasi... sebuah organisasi forum yang betul2 besar
iya... aku cuma ikut saat ada undangan rapat anggota. datang, mendengar (tanpa mengerti) dan pulang. trus share dengan kawan2 apa yang dirapatin. selesai.....
begitu terus...
sampe tahun 1994, aku mencoba ikut pendidikan lingkungan yang diadakan KAPPALA Indonesia. kelompok yang juga orang2 PA. mmmm... ya, aku ikut karena emang kagak ada orang yang berminat. kebetulan aku pengang div. operasional di MAPALASKA. so... karena duitnya juga udah turun dari rektorat, maka ikutlah aku tanpa ada minat.
tapi itu lah awal perubahan pikiran, sikap dan prilaku gw ampe sekarang...
seluruh peserta pelatihan di minta berkumpul di pintu gerbang objek wisata kaliurang. itu saja surat yang gw dapet selain persyaratan untuk membawa perlengkapan standar alam bebas. dari mulai tas punggung, alat masak ampe sleeping bag untuk 6 hari.
cuma 6 hari... itu sih biasa. karena gw pernah tinggal digunung ampe 3 minggu. so, 6 hari bukan apa2 bt orang gunung kayak gw. kami pun berkenalan dengan sesama peserta. beberapa udah kenal, seperti brewok dari argawa stie kerjasama, tajib yang suka caving dari arwana serta bagug dari panorama.
seeetttt... pesertanya cuma 6 orang. tambah 2 lagi dari kappala sendiri. jadi 8 orang. apa emang kagak ada yang minat ya... may be... karena emang pelatihan yang dilakukan atas kerjasama dengan OXFAM GB ini secara keseluruhan memakan waktu cukup lama, 3 bulan dengan 4 tempat berbeda. merapi - jogjakarta - karst gunungsewu dan bromo tengger semeru, jawa timur.
ini lah awal refleksi atas sikap, prilaku dan paradigma. ya... selama 3 hari, kita hanya makan, tidur, ngobrol. begitu terus. tidak ada kegiatan apa2. di kalikuning yang sejuk dan berair jernih, kami dibiarkan begitu saja sama pelaksana kegiatan. panitia yang merangkap peserta pun tidak mengetahui apa agenda selanjutnya.
Aku mulai menganal eko teguh, koordinator kappala yang juga dosen UPN. mantan PA dari kelompok TMS 7 ini hanya menebar senyum. datang dan pulang dengan membawa si kecil galih (buah karya cinta ET dengan Mak Ninuk). sampe hari ke 4 kita udah gak tahan. dan menanyakan ketika ET datang. ya.. waktu jam 4 sore. "sebenernya kita disini mau apa?, kalau emang mau pelatihan, kenapa gak dimulai dari kemerin2...". begitulah kira2 kami protes.
dengan enteng, ET bilang : lah, kalau kalian emang mau pelatihan, yo hayu. kita bisa mulai dari sekarang?. tentu kami makin bingung. karena yang namanya pelatihan, tentu ada materi yang disampaikan.. ada jadwal, ada tata tertib bla... bla... tapi ini...
kami sempet marah merasa dipermainkan. kalau emang kappala gak siap dengan pelatihan, ya kita bisa akhiri pelatihan ini...
kalian ini pencinta alam.. dari CV kalian yang di kirim, kalian adalah para jagoan2. kalian udah segudang punya pengalaman. apakah cuma ini yang kalian bisa? protes dan mutung mau pulang. kalau memang pencinta alam itu cuma segitu, aku salah menilai.. dan aku akan coret pencinta alam dari perbendaharaan kataku. dan mungkin kappala pun akan kita ganti.. tidak lagi menggunakan nama pencinta alam" begitu kira2 ET memancing amarah kami yang sudah mulai naik.
perdebatan tentang pencinta alam pun terjadi dengan sengit.. argumentasi demi argument dikeluarkan. bukti2 sumbangsih PA dikeluarkan.. baik buat masyarakat, maupun untuk lingkungan... pokoknya seru lah...
tidak terasa... diskusi telah berjalan berjam-jam. sampe akhirnya kita lelah.. dan MARAH...
Kami istirahat dengan kemarahan..
pagi hari, selepas sarapan kita berkumpul dan mulai melanjutkan diskusi. belum terjadi titik temu tentang 2 perbedaan, diskusi diputus. Ya, ituah materi pertama dari pelatihan ini. sebuah pelatihan tidak harus dari narasumber. karena kita semua adalah narasumber. kita semua punya kapasitas, baik pengetahuan maupun pengalaman.
kami kaget.. lo kok...
ternyata, kami mulai dikenalkan dengan apa itu pertisipasi. selanjutnya, dari diskusi tersebut, kita dapat tugas untuk membuat agenda sendiri. bebas.. mau apa juga boleh...
kami berdiskusi ringan setelah ditohok melalui proses yang gak pernah diduga2. kayak kempo.. kita dijatuhkan dengan serangan kita sendiri... dan KO. disepakati, kita akan melakukan assessment. kebetulan, bebeng yang 4 tahun lalu masih asri dengan warung2 bambu barusan di bangun. kita mungkin perlu lebih dalam menanyakan kepada pemilik2 warung apa yang dia rasakan... kita juga akan menggali informasi masyarakat lain, penambang, peternak, petani dll.
jalanlah kami... gak ada pembagian tugas. semua bebas berkreasi untuk mendapatkan data...
ternyata, 4 tahun kami bergelut di merapi, naik turun gunung, tidur, bercanda dan mungkin pacaran... kita gak tahu apa2 tentang masyarakat. begitu egoisnya kami.. sang pencinta alam ini.
kami betul2 dibikin malu.. ternyata banyak masalah ditingkat mereka. dan mereka mengatasinya sendiri. berjubalnya pencita alam yang datang setiap malam minggu, ya hanya dianggap sebagai tamu saja. oke... buat sebagian orang yang berjualan, kedatangan mereka sangat dinanti2kan. tapi itu sangat kecil dibandingkan penduduk yang tinggal di lereng selatan gunung merapi ini.
2 kali kami ditohok lewat proses... kami berdiskusi dan tidak menemukan jawaban. apa yang bisa kita lakukan untuk membantu masyarakat. kemampuan kita cuma naek gunung. dan kalau ada yang ilang, kemampuan itu gak banyak pengaruh. karena tetap saja masyarakat lokal yang berada didepan. ooohhh... pencinta alam yang gagah perkasa!!!!
selanjutnya kita merumuskan lagi kegiatan lain. disepakati yang hasilnya kongkrit. bersih2 sampah yang ada di objek wisata. kami dibagi 2 kelompok. pagi2, kita udah mulai ke lokasi. sampah anorganik kita kumpulkan. tas punggung ukuran jumbo yang biasa buat bawa perbekalan berpetualang berubah fungsi jadi tempat sampah. luar bisa.. begitu banyak sampah.. dan kita tidak akan mampu membersihkannya. dan kami pun menemukan banyak kerusakan. banyak jalan2 dibuka hanya sekedar untuk mendapatkan tempat tersembunyi untuk pacaran..
malam terakhir kami diskusi kembali. melakukan refleksi selama kegiatan berlangsung. hasilnya.. tohokan terakhir dan sangat menyakitkan... inilah pencinta alam. dan kita harus akui.. hanya segini kemampuannya. bersih2 sampah.. dan besok kembali akan kotor kembali...
HA.... HA.... HA.......
jujur.. inilah awal terbukanya pikiran.. akal dan hati...
thanks MTG (sebutan kami di kappala), thanks Uwik (almarhum, semoga ini menjadi amal di alam baka), thanks semua yang telah membukakan mata hatiku selama ini...
kegiatan berlanjut dan akhirnya selesai... selesai dari sisi kegiatan, tapi terus berlanjut dari sisi komuniasi. dan ini juga awal aku terjerumus ke dunia aktifist Ornop..
aku menjadi volunteer KAPPALA, sampe akhirnya pegang sekretaris eksekutif (koordinator)tahun 1996. terjadi perubahan struktur, aku pegang direktur dari 1999 ampe 2002.
1994 juga awal aku mulai tidak hanya sekedar datang ke rapat WALHI, mendengar dan pulang..
aku mulai mewarnai WALHI FORDA DIY yang waktu itu dipegang 3 presidium; hidayat rahz, ari suseta (almarhum) dan ripana. 1996, aku dipilih sebagai mahkamah anggota daerah saat walhi diy dipegang dadang juliantara. dan 1999 aku aku udah dieksekutif dareah sebagai presidum program bersama farid dan teguh purnomo. 2002 - 2005 aku pegang direkutur eksekutif WALHI Jogjakarta...
bersambung..........................

2 Response to "sebuah catatan perjalanan....."

  1. timpakul Says:

    jauh juga ya pak berjalannya... :-)

    af [http://timpakul.hijaubiru.org/]

  2. Unknown Says:

    he he he bang sofyan,... ternyata suka mulung juga xaxaxa