MENULIS ITU GAMPANG...

"Sulit tahu"... itu pasti. Komentar tsb akan keluar dari buanyak manusia yang tinggal di jagat ini. Tapi bagi segelintir orang.. mmm... cing cay banget.
Emang iya sih.. Gampang ketika udah biasa. apalagi jadi kerjaannya sehari2. Wartawan misalnya. Atau para penulis buku, cerpenis,novelis dll...tapi jangan tanya suka atau tidak suka dari buah karyanya. Karena jadinya relatif. Ada yang suka gaya tulisan Pram. Ada juga bergaya Hilman atau lainnya. Apalagi dikaitkan dengan topik yang ditulis... Hanya sedikit dari secuil yang bisa masuk ke siapa pun.

Buanyak sudah buku diterbitkan untuk ngasih tahu cara menulis. Bahkan sejak SD, kita udah diajarkan bagaimana caranya membuat tulisan. paling enggak, Guru Bahasa Indonesia kita kerap kasih tugas kita. Menulis pengalaman setelah libur panjang. Kalau diinget2, kerap deh kita memulainya dengan : "pada suatu hari... bla.. bla...". juarang banget ada yang memulai dengan : "Brak..!!!" pintu rumah tertutup dengan keras. Hujan dengan disertai angin besar membuat bulu kudukku berdiri. Rencana berlibur ke rumah nenek pun batal, titik. karena memang tidak ada liburan ke rumah nenek, ya gak ada cerita... he..he..

Sudah pasti, si guru pun akan memberi nilai kita 6 ke bawah. sedangkan yang memulai dengan "pada suatu hari"... bla.. bla... mendapatkan nilai 6 ke atas. Kalau si guru merasa nyaman dengan tulisan yang di buat, bisa jadi dpt 10 - 1. Ajaibnya, tidak ada pembahasan lanjutan. bagaimana sih membuat tulisan yang baik. Ya, cukup nilai saja. selebihnya, diserahkan kepada si murid sendiri untuk menilai. kalau dpt 9 berarti bisa bersombong diri, kalau tulisannya ok. mungkin sudah layak masuk majalah BOBO atau KUNCUNG.

Tentu gak semua guru berprilaku seperti itu. Banyak guru yang kreatif, inovatif dan berani juga. berani menerobos budaya belajar mengajar. sekalipun risiko sering di tegur kepala sekolah. atau bahkan.. kepala diknas.
Pertanyaan kadang muncul dikepala ini tentang pelajaran menulis. Apakah si guru betul mempunyai kapasitas untuk menulis? atau paling tidak, paham tentang teori menulis? entah lah.. hanya Tuhan dan si guru yang tahu. Yang jelas, Guru gak boleh gak tahu. karena gak tahu sama dengan bodoh. so, kalau emang gak tahu, paling enggak harus menyembunyikan ketidak tahuannya. ya, pura2 tahu aja lah...

Tulis aja semua yang ada di kepala. jangan membaca ulang sebelum selesai. tulis.. tulis dan tulis. setelah selasai, baru baca ulang. mana yang perlu di edit bahasanya. mana yang harus dihapus atau diganti kata2nya. Pernyataan seperti itu umum terdengar saat kita bertanya sama orang biasa nulis. Atau, pelajari dulu apa yang mau ditulis. Kumpulkan data2 yang butuhkan. tentukan topik apa yang akan ditulis. Let's start. Ada juga yang bilang; tergantung tujuannya, untuk apa tulisan dibuat? Tapi hampir semua bersepakat, kalau judul tulisan itu terakhir dibuatnya. Menyesuaikan dengan isi tulisan.

Nah untuk alasan yang terakhir, ini kontradiski dengan proses sekolah yang kita lalui. Skripsi misalnya, yang pertama kali dibuat adalah judulnya. setelah ok, dilanjutkan dengan membuat kerangka berpikir, latar belakang, metode dll. Apakah ini berarti, teori tentang "menulis itu gampang" itu gak tepat? menentukan topik, menentukan tujuan, atau ngawur aja. tulis semua yang ada di kepala?

Memulai dari tujuan. bagaimana kalau tujuannya adalah mendapatkan imbalan. misalnya menulis opini di koran. Ya, gak masalah. penulis tentu akan melihat trend issue yang berkembang. Mencermati moment atau kalau berani.. menciptakan moment, memuculkan issue dll. Karena ini sudah masuk pada jalur bisnis, tidak semua bisa melakukan dengan sukses. Untuk media besar kayak kompas, tempo, gatra atau media Indonesia.. kayaknya sulit banget. teramat sulit jika gak punya nama besar. apalagi.. mohon maaf, mahasiswa. wah.. gak bener itu, buktinya, cukup banyak lo mahasiswa yang tulisannya masuk ke kompas, gatra, media indonesia atau koran - majalah nasional. ini kaitan dengan kualitas men.. tapi, apapun tujuannya, ini sangat membantu untuk mendapatkan fokus dan format tulisan.

Topik apa yang ingin di tulis? Ini tentu lebih mudah menjawabnya. sesuai dengan kapasitas atau kesukaan/hobby. Benarkah lebih mudah? masih ada prasyarat lagi lo. pelajari dan kumpulkan data2 yang dibutuhkan. Ini gak hanya untuk pilihan ini. yang didahului dengan tujuan pun harus mempelajari dan mengumpulkan data2. kayaknya ini bersifat baku untuk mewarnai dan meningkatkan kualitas tulisan.

Tulis apa yang ada dikepala. Ini yang agak repot. tapi, ini yang paling banyak terjadi lo. Ide bisa muncul kapan pun. dan kalau tidak di tulis, sayang sekali. Kadang ini muncul saat kita nongkrong di WC. bisa juga mampir saat pacaran. atau saat nunggu temen yang janjian di suatu tempat, dan molor. bisa datang kapan pun lah..
karena itu, buat seorang penulis, alat tulis entah itu bulpoint atau pinsil serta note book selalu di bawa. begitu "cling", langsung ditulis di buku yang telah disiapkan. Bahkan ada yang membuat semacam perpus mini di toilet lengkap dengan buku dan alat tulis.
Apa hubungannya dengan, tulis apa yang ada dikepala? Hubungannya, ya baik2 saja lah. kalau mau dihubungkan, pasti mesra hubungannya. kalau males.. ya, bisa gak ada hubungannya sama sekali.

Ada yang bilang repot. karena tulisan jadi kemana2. Gak fokus. really. kalau buat amatiran kayak aku ini, yang lagi belajar nulis. sooo pasti dong.. apalagi kurang baca buku, malas baca koran, malas pula nonton berita di TV dan denger berita di radio. tentu yang akan muncul adalah full asumsi. bener atau salah.. ya gak jelas.

Tentukan tujuan, lalu topik. Buat kerangka tulisan atau outline. Katanya itu tahapan untuk memulai menulis. Tujuan? tujuan dikaitkan dengan substansi tulisan, bukan untuk dpt fee. Buat apa sih kita buat tulisan? Untuk kampanye, untuk transformasi informasi, untuk.. apalagi ya..??? kalau begitu, bukankah yang pertama adalah menentukan topik?
Pada prakteknya, gak begitu penting, mana yang duluan. karena semua teori tersebut bisa dipraktekan bersamaan. Yang terpenting adalah, kebernian untuk memulai. Mulai menulis, membaca, memperbaiki. terbuka terhadap komentar orang lain atas tulisan kita. Gak usah khawatir atas penilaian orang, apalagi dengan suka atau tidak suka. karena toh tidak semua orang menyukai tulisan Goenawan Muhammad, padahal dia adalah sang pendekar. tidak ada yang bisa memaksa orang suka karya2nya Chairil Anwar atau Any Arraw.. tul kan???? betul dong..

Loh, kok tulisan nya gak nyambung dengan judulnya sih??? Harap maklum kawan, karena saya masih belajar nulis. Untuk itu, saya minta tolong komentari tulisan saya yang ada. dan saya akan sangat berterima kasih sekali untuk itu...
Sugeng dalu..!!!

3 Response to "MENULIS ITU GAMPANG..."

  1. Anonymous Says:

    menulis memang mudah....
    memulai menulis selalu dipandang susah...
    karena tak ada keinginan untuk memulai menuliskan...

    ;-)

  2. Sitti Maesuri Says:

    tulisan ini enak dibaca kok. Santai tapi mengenai sasaran.
    Keep writing:)
    Salam kenal

  3. Psychoecology Says:

    ha..ha..ternyata ini toh mas eyang. maklum q kan g tau siapa sebenarnya mas eyang itu. tau q hanya cerita dari mas abeng, prita ato si robet. itupun bukan cerita ce tapi hanya nyebutin mana . he..he..

    q suka bgt dgn tulisan tadi,,,ne yang buat ak pengn coba unt nulis2, g tau apa yang di tulis. he..he..
    salam kenal ya...