PARPOL DAN ORNOP

sejak revormasi bergulir, birahi untuk membuat partai politik (parpol) tidak dapat dibendung. Puluhan parpol bermunculan bak jamur dimusim hujan. Kran kebebasan yang terbuka, seolah membanjir ke seluruh negeri. Parpol sebagai media menyalurkan aspirasi, sebagai alat perjuangan atau banyak lagi jargon2 tercipta. Tapi yang jelas ada satu kesamaan... merebut kekuasaan. karena lewat berkuasa, apa yang dicita2kan lebih mudah terwujud.

Buat para aktifis Ornop, melakukan perubahan negeri yang carut marut adalah sebuah puncak dari cita2. Kemiskinan yang disaksikan sejak tubuh tersadar dari tidur membuat geram selama hidupnya. Korupsi yang tidak tersentuh hukum, Perusak lingkungan yang lagi2 dibebaskan pengadilan karena tidak terbukti atau pelanggar HAM yang justru bertahan sebagai pejabat. Sungguh muak menyaksikan ketidak adilan yang bertengger angkuh tak terusik. Dengan menguasai pemerintahan atau legislatif, kondisi ini akan berubah. Penjahat negera sesungguhnya negara tentu akan memenuhi sel2 pengap yang selama ini hanya diperuntukan para penjahat kacangan. Rakyat2 frustasi yang mengadaikan nasibnya dengan tindakan kriminal untuk mempertahankan hidup. Para petani yang tidak lagi bertani karena tidak lagi punya lahan garapan.

"bunda relakan darah juang kami, padamu kami berjanji", sebait syair darah juang seolah menjadi spirit untuk mencipta perubahan. rebut kekuasaan untuk merubah keadaan. Itu lah semangat yang mengalir melalui darah2 para aktifis. Analisis situasi pun disusun. para jagoan orasi, jagoan forum2 diskusi, seminar dan rapat sana rapat sini mulai tampil. Langkah pertama, kuasai forum2 dimana mereka telah menjadi jagoan. Ini adalah test case awal ilmu menguasai. Berhasil.. maka kooptasi pun mulai berkembang ke lain2nya. organisasi rakyat, organisasi mahasiswa, organisasi non pemerintah atau lainnya sampai akhirnya dapat mempengaruhi, kalau bisa 220 juta jiwa penduduk negeri seribu bencana ini.

Ornop, konon terlahir di bumi Indonesia karena gak ada saluran untuk menyampaikan aspirasi rakyat. Partai dipaksa cukup 3 saja. yang 2 cuma sebagai simbol untuk mengelabui demokrasi bohongan. Pemilu yang katanya LUBER (langsung umum bebas dan rahasia) pun hanya akal2an. Rapat paripurna DPR yang memilih presiden saat itu ya cuma simbolis. karena pilihannya ya tetep babeh Harto. Nah, kalau wakilnya, bisa gonta ganti, presiden tetep satu. Makanya, di Indonesia, sejak Mbah Harto masih jadi presiden, ya kongkritnya gak ada pemilihan presiden. Yang ada adalah pemilihan wakil presiden.

Karena kran yang tertutup dalam bidang politik, maka diciptakanlah kelompok2 masyarakat. Kebebasan berkumpul dan bersyarikat yang dijamin negar, hanya ada di pasal UUD 45. prakteknya, mohon maaf, tidak ada. Isu paling sangar dan jangan sampe muncul ya politik. Dengan tekat menjaga stabilitas, maka semua yang akan mengarah pada instabilitas, pasti di tumpas.

Kegerahan2 yang tidak tertahankan itu lah yang memunculkan berbagai siasat. Mencerdaskan rakyat untuk tahu hak2nya disiasati dengan berbagai bentuk kegitan. Training berbungkus community development, atau bahkan pelatihan membuat pupuk organik. Organisasi pun disamarkan menjadi Lembaga Swadaya Masyarakat/LSM. Kegiatan pengorganisasian rakyat dikemas menjadi pendampingan masyarakat. Banyak istilah beruhah agar tidak dibubarkan ditengah jalan. Sedikit berhasil, dengan bukti berbagai proses pencerdasan untuk menumbukan critical mass terjadi di banyak tempat. Geliat massa pada Mei 1998 yang berakhir pada peralihan kekuasaan adalah bukti dari kerja2 pencerdasan bangsa ini. selain memang udah saatnya juga sih.. yang konon, karena Amerika udah gak pro lagi sama Mbah Harto.

Di era tanpa batas, dimana semua orang bisa protes, bisa demo, bisa menemui pejabat2 negara dengan lebih mudah.. ktitik keras warga atau organisasi sudah bukan barang aneh. Semua orang bisa melakukan. Bahkan paranormal yang biasanya nempel dibalik penguasa pun dengan enteng bisa mengkritik (bahkan menghina) pejabat negara tanpa harus takut di tangkep polisi atau dikarungin Kopasusus. Bahkan muncul kecenderungan, rakyat butuh suasana kondusif seperti jamannya mbah harto. gak ada demo (karena emang bikin macet jalan), harga2 kebutuhan pokok gak mencekik leher, harga BBM gak selangit atau listrik dan air bersih yang sering mati tapi bayaran terus naek.

Para aktifis yang dulu membungkus gerakan politiknya melalui kerja-kerja bersama msayarakat pun mulai bangkit. Cekalanya, kebangkitan mereka kalah cepat dengan aktifis yang biasa mangkal diforum2 pertemuan. Aktifis yang gak pernah merasakan makan tiwul bersama rakyat. aktifis yang gak pernah tahu cara mencangkul, mengusung 25 kg pupuk urea atau aktifis yang kena malaria karena lebih banyak tidur dikampung2 terpencil.

Mengkerangkakan pengalaman dan kondisi riil dilapangan menjadi sebuah konsep gak mudah. jangankan mengkerangkakan, menulis laporan situasi atau laporan perjanan pun, para aktifis "kampung" kadang gak mampu. sekalipun mampu, penyakit malasnya melebih yang lain. Mereka cukup menjelaskan secara oral.. apa yang direncanakan, dilakukan dan apa yang akan dilakukan dan dibutuhkan. Semua adalah fakta kondisi objektif dilapangan. termasuk kebutuhan akan partai politik bagi gerakan rakyat.

Politik adalah persoalan merebut kekuasaan. Pilihannya adalah; Menang atau Kalah. Untuk itu, jangan heran jika fakta2 yang ada dilapangan dianulir karena tidak sesuai dengan keinginan. Kalau rakyat tidak menghendaki partai sbg gerakan untuk perubahan, maka akan muncul cap bagi di komunitas sebagai komunitas yang belum kritis. masyarakat yang belum maju pikirannya. Untuk itu, butuh di buat training, peningkatan pengetahuan atau segenap alat untuk menjadikan mereka setuju, jika parpol adalah alat yang paling efegtif dalam mendorong perubahan.

Untuk membangun dan pengembangkan parpol, dibutuhkan sumberdaya yang luar biasa. Paling tidak, harus ada kantor perwakilan di sekian Propinsi, sekian Kabupaten/Kota dan sekian persen ditingkat kecamatan. Untuk menjalankan operasional kantor2 perwakilan tersebut, dibutuhkan berapa banyak sumberdaya? Nah jika itu tidak dapat dipenuhi, lalu akan diambilkan dari mana?
dari anggota dong.. dari rakyat dong.. atau dari siapa? dari anggota, siapa anggotanya? dari rakyat, kalau rakyat setuju,kalau enggak? syukur kalau cuma setuju atau tidak setuju... kalau rakyat meninggalkan karena kita dianggap hanya memanfaatkan mereka?

Organisasi non pemerintah harus sangat hati2 dengan godaan ini. Melakukan perubahan melalui partai politik. Godaan terberat adalah kompromi politik yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari dunia politik. Godaan lain adalah, sogokan atau komitmen dengan pemilik sumberdaya (dana) saat ajang perebutan kekuasaan berlangsung. Godaan lain, apalagi kalau berbagai godaan dunia... harta.

Sudah tidak percayakan para aktifis dengan gerakan rakyat secara riil. Apakah pilihan parpol sebagai alat perjuangan sebagai bentuk ketidak sabaran terhadap proses. Atau hanya sebagai alat tunggangan untuk mencapai cita2 pribadi. menggapai kekuasaan. atau bisa jadi merupakan bentuk frustasi ketidak mampuan mengorganisir dan membuat cerdas rakyat?

Yang pasti, risiko terlalu besar bagi sebuah organisasi non pemerintah yang telah eksis untuk bermain2 dengan dunia hiruk pikuk politik. Contoh sukses negara2 lain dng partai hijau atau analisis2 dangkal para aktifis forum, seminar, training2 perlu dihadapkan dng fakta sesungguhnya. Satu pertanyaan... APAKAH MEMANG AKTIFIS SUDAH TIDAK LAGI PERCAYA DENGAN PEOPLE POWER??? people power yang tercipta dari keseriusan para aktifis membangun daya kritis atas hak2 sebagai warga negara....

3 Response to "PARPOL DAN ORNOP"

  1. Anonymous Says:

    Anda Tulis :"...Rapat paripurna DPR yang memilih presiden saat itu ya cuma simbolis. karena pilihannya ya tetep babeh Harto...."

    GAX SALAH TUH, BUKANNYA SU MPR YANG MILIH...? salah pelajaran tata negara dan sejarah

  2. Anonymous Says:

    Yes if the truth be known, in some moments I can say that I jibe consent to with you, but you may be inasmuch as other options.
    to the article there is even now a without question as you did in the decrease publication of this solicitation www.google.com/ie?as_q=selteco menu maker 4.1.4.1 ?
    I noticed the axiom you procure not used. Or you use the dark methods of inspiriting of the resource. I suffer with a week and do necheg

  3. ROBBY DJAPRIADY Says:

    mau menjadi anggota parpol gimana yah caranya thank kirim informasinya dong di angelusfery21@gmail.com